Sabtu, 30 Agustus 2014

UMKM (Roti Bromo)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH

UMKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UMKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini,UMKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.

UMKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UMKM hanya menguntungka pihak-pihak tertentu saja.Padahal sebenarnya UMKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.UMKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur.Selain itu UMKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.

Perusahaan Roti Bromo yang berada di Jl. Gini Balu no.2 Perumahan Bromo Ketapang Kota Probolinggo juga salah satu dari Usaha Mikro Kecil Menengah telah beropeasi di lingkungannya.

1.1    PERMASALAHAN

Kami ingin menjabarkan atau membahas mengenai peruasahaan Roti Bromo yang akan  dirangkum dalam soal – soal berikut :

1)      Bagaimana proses produksi roti tersebut?

2)      Menggunakan cara apa perusahaan mendistribusikan roti tersebut?

3)      Bagaimanakah mempromosikan hasil roti tersebut?

4)      Apa saja langkah – langkah untuk mengevaluasi hasil kinerja perusahaan?

 

 

 

 

 

 

 

 

1.2    TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan dalam membuat makalah ini adalah :

1.    Untuk memenuhi dan melengkapi tugas pengantar bisnis yang bermuatan softskill, dan

2.    Mengajak para mahasiswa dalam memahami teori dan metode dari UMKM.

 

1.1    METODOLOGI  PENULISAN

Untuk mempermudah dan membantu kelancaran penulisan yang dilaksanakan, maka kami menggunakan metode-metode sebagai berikt:

a.       Kami mencari berbagai referensi  buku sebagai sumber kami untuk membuat makalah ini, dan

b.      Kami juga mencari sumber lainnya melalui situs-situ internet.

c.       Dan yang paling penting kami mencari data dari hasil interview langsung ke perusahaan yang bersangkutan.


 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN ROTI BROMO

      Roti bromo adalah salah satu usaha miro kecil menengah yang didirikan oleh bapak Mulyadi yang terletak di Jl. Gini Balu no.2 Perumahan Bromo Ketapang Kota Probolinggo

2.2    TEORI – TEORI YANG AKAN DISAJIKAN

a)      Marketing mix

a.       Price

b.      Produt

c.       Promotion

d.      distibution

b)      The Marketin concept

c)      The selling concept

 


 

BAB III

PEMBAHASAN

            Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.

            Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah :

            faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat, faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya. Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari sudut pendangan penjual (4 P) adalah tempat yang strategis (place), produk yang bermutu (product), harga yang kompetitif (price) dan promosi yang gencar (promotion). Sedangkan dari sudut pandang pelanggan (4 C) adalah kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer needs and wants), biaya pelanggan (cost to the customer), kenyamanan (convenience) dan komunikasi (comunication). Tujuan akhir dan konsep, kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (“total Customer Statisfaction”). Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan.

 

            Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan serta keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat tugas meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu total (“Total Quality Management”).

3.1 PRODUKSI

Sifat Proses produksi yang dijalani oleh perusahaan Roti Bromo ini adalah proses sintesis yaitu metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk. Terigu, mentega, gula, pengembang, garam, telor dan susu dicampur menjadi satu untuk menciptakan sebuah roti.

Jangka waktu produksinya sendiri adalah proses terus-menerus (continuous process). Dalam keadaan ini, para pekerja bekerja dari pagi (06.00) hingga sore hari (16.00) dan malam hari sampai jam 21.00. Dan kegiatannya terus-menerus tanpa henti selama periode waktu yang lama. Dalam 1 hari, Roti Bromo mampu memproduksi 6-7 ball roti (150-175 kg).

Adapun proses pembuatan roti yang brisi sebagai berikut :

1.      Tahap pemilihan bahan

2.      Tahap pencampuran semua bahan-bahan ke dalam mesin pengaduk

3.      Tahap penimbangan agar berat setiap roti sama

4.      Tahap pembentukan, pengisian (kacanag, misis da keju), dan pengolesan kuning telur 

5.      Tahap  pengembangan. Roti didiamkan selama ±30 menit di mesin khusus

6.      Tahap pembakaran dengan menggunakan oven selama 15 menit

7.      Tahap pembungkusan (dengan nama Roti Bromo)

8.      Setelah selesai dikemas, maka roti-roti tersebut langsung dijual kepada para pengecer. Para pengecer tersebut menjual dengan menggunakan motor dan sepeda mereka masing-masing.

 

 

sedangkan proses pembuatan roti sisir sebagai beriut :

1)      Tahap pemilihan bahan

2)      Tahap pencampuran semua bahan-bahan ke dalam mesin pengaduk

3)      Tahap penggilingan adonan roti yang telah kalis (tidak lengket)

4)        Tahap penimbangan agar berat setiap roti sama

5)      Tahap pencetakan menggunakan mesin khusus pencetak

6)      Tahap  pengembangan. Roti didiamkan selama ±30 menit dalam cetakan

7)      Tahap pembakaran dengan menggunakan oven selama 20 menit

8)      tahap pemotongan roti

9)      tahap pembungkusan

10)  Setelah selesai dikemas, maka roti-roti tersebut langsung dijual kepada para pengecer. Para pengecer tersebut menjual dengan menggunakan motor dan sepeda mereka masing-masing.

3.2.  PEMASARAN

Perusahaan Roti bromo ini berkonsep menitik beratkan pada keinginan dan kebutuhan pembeli (Eksternal Approuch) karena banyak pesaing roti yang telah beroperasi.

Untuk mengunggulkan produknya perusahaan Bromo roti ini memiliki konsep berwawasan pemasaran. Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan industri terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada saingannya. Konsep berwawasan pemasaran bersandar pada empat pilar utama, yaitu

  1. Pasar sasaran,
  2. kebutuhan pelanggan,
  3. Pemasaran yang terkoordinir serta
  4. Keuntungan.

 

 

 

Konsep ini telah dinyatakan dalam banyak cara :

  • Memenuhi kebutuhan dengan menguntungkan
  • Menemukan keinginan dan pemenuhannya
  • Mencintai pelanggan
  • Berusaha sekuat tenaga memberikan nilai, mutu dan kepuasan tertinggi bagi uang pelanggan

3.2.1 Price

Dalam memutuskan harga Roti bromo Pemilik menganalisis dari produk roti yag lain dan menyesuaiakan jumlah bahan- bahan yang telah dibeli dan biaya karyawan (biaya pengeluaran) serta laba yang dikehendaki (COST PLUS PRICING METHODE). harga tersebut berkisar antara Rp 7.000,00 sampai dengan 9.000,00 sesuai dengan roti yang telah diproduksi.

Selain harga tersebut perusahaan memberikan potongan bagi pembeli yang membeli lebih dari 10 unit mendapat potongan 5%.

3.2.2 PROMOTION

            Pengenalan produk Roti Bromo  pertama kali menggunakan personal selling (penjualan pribadi) kepada teman-teman yang dikenalnya dan juga menggunakan discon yang relatif sehingga mudah untuk mengevaluasi hasil produk sendiri, tapi setelah selang beberapa bulan kemudian hasil produknya melakukan dublikat yaitu berupa publicity dengan mencantumkan informasi dari kertas – kertas yang ditempel di tempat – tempat umum bahkan di Koran.

3.2.3. DISTRIBITION

            untuk memperoleh daerah pemasaran dan agar produk cepat tersebar ke konsumen, maka perusahaan menetapkan saluran distribusi. perusahaan menempuh kebijakan distribusi produksi dengan cara distribusi intensif yaitu produsen memakai sebanyak mungkin penyalur, agar produk dapat segera sampai ke tangan konsumen, seperti menjual dengan berjajah di berbagai tempat dan menarh produknya di took – toko yang telah sepakat dengan dengan perusahaan.

          3.2.3. STRAEGI DALAM MEMBERI KEPUASAN PELANGAAN

                    SEPENUHNYA (TOTAL CUSTOMER SATISFACTION)                            

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.

            Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dilakukan tiga taraf, yaitu:

1.      Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan, contoh : penjual menunjukan roti  yang dibutuhkan seseorang pelanggan. Ia menanyakan berapa bungkus diperlukan, kemudian dihitung dan dibungkus.

2.      Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi. Contoh : penjual menunjukan jenis Roti yang dibutuhkan seorang pelanggan. Ia menunjukan jenis roti apa yang diperlukan (disesuaikan dengan keinginannya), kemudian di hitung dan diberi dibungkus.

3.      Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan. Contoh : penjual menjelaskan berbagai hal tentang kualitas roti dan perbedaan dari masing-masing jenis roti, jenis kemasan (diberikan alternatif roti dari industri yang telah mempunyai banyak macam jenis). Setelah itu dihitug, dibungkus dan diserahkan sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih.

                        Dari ketiga taraf diatas, keberhasilan strategi pemasaran dapat dicapai ketika          perusahaan mencapai ke taraf  3, yaitu yang paling memberikan kepuasan kepada          pelanggan.

 

 

 

 

 

Setiap orang di Industri mempunyai pelanggan yang harus dipuaskannya. Ini yang pertama-tama harus disadari setiap karyawan. Kepuasan pelanggan relevan untuk kita semua, apapun pekerjaan kita, jadi kepuasan pelanggan bukan semata-mata urusan dan tanggung jawab divisi pemasaran dan pelayanan purna jual. Langkah pertama dalam usaha memuaskan pelanggan adalah menentukan dan mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Pelanggan yang berbeda dapat pula berlainan kebutuhannya dan juga berbeda perioritasnya, tetapi pada dasarnya kebutuhan-kebutuhan umum hampir sama. Untuk mencapai kepuasan pelanggan dalam konteks industri perusahaan menetapakan beberapa kondisi dan usaha, antara lain :

 

(a)      filosofi kepuasan pelanggan

(b)     mengenal kebutuhan atau harapan pelanggan

(c)      membuat standar dan pengukuran kepuasan pelanggan

(d)     orientasi karyawan

(e)      pelatihan

(f)      keterlibatan karyawan dan

(g)     pengakuan.

Sedangkan dalam konteks karyawan, perusahaan mengharuskan empat unsur pokok yang harus dimiliki karyawan, yaitu

(a)    keterampilan

(b)   efisiensi, yaitu target “zero defect” dan tepat waktu “ deadline”

(c)    ramah dan

(d)   rasa bangga.

 

 

 

 

3.2.4. pengukuran kepuasan pelanggan

Tata cara untuk mengukur kepuasan pelanggan, peruasahaan melakukan beberapa tindakan, yaitu :

a. Sistem Keluhan dan Saran

perusahaan menyediakan formulir bagi pelanggan untuk melaporkan kesukaan dan keluhannya. Selain itu dapat berupa kotak saran dan telepon pengaduan bagi pelanggan. Alur informassi ini memberikan banyak gagasan baik dan industri dapat bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah.

b. Survei Kepuasan Pelanggan

Industri tidak dapat menggunakan tingkat keluhan sebagai ukuran kepuasan pelanggan. Industri yang responsif mengukur kepuasan pelanggan dengan mengadakan survei berkala, yaitu dengan mengirimkan daftar pertanyaan secara acak dari pelanggan untuk mengetahui perasaan mereka terhadap berbagai kinerja industri. Selain itu juga ditanyakan tentang kinerja industri saingannya.

c. Ghost Shopping (Pelanggan Bayangan)

Pelanggan bayangan adalah menyuruh orang berpura-pura menjadi pelanggan dan melaporkan titik-titik kuat maupun titik-titik lemah yang dialami waktu membeli produk dari industri sendiri maupun industri saingannya..

d. Analisa Pelanggan yang Beralih.

Industri dapat menghubungi pelanggan yang tidak membeli lagi atau berganti pemasok untuk mengetahui penyebabnya (apakah harganya tinggi, pelayanan kurang baik, produknya kurang dapat diandalkan dan seterusnya, sehingga dapat diketahui tingkat kehilangan pelanggan.


 

BAB IV

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa perusahan roti bromo mempunyai strategi bisnis sebagai berikut :

1.      konsep pemasaran menitik beratkan pada keinginan kebutuhan pembeli ( external approach )

2.      penentuan harganya menggunakan metode cost plus pricing

3.      promosinya melalui prosonal selling dan publicity dan langkah pertamanya adalah pengrenalamn orang yang dikenal

4.      pendistribusianya melalui distribusi intensif


 

Daftar Pustaka

Cung, C. 1995. Best Practices of Total Quality Management, Makalah seminar PQM. Jakarta

Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT Alex Media Komputindo, Jakarta

Ishikawa, K. dan David, J.L. 1992. Pengendalian Mutu terpadu. Penerbit P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung

Nainggolan, M. 1996. Total Customer sutisfaction, P.T. Agro Manunggal International Corporate Training Centre, Jakarta.

Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran; Analisa, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jilid I, edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


 

DATA PENDUKUNG

untitled9untitled1

untitled73

16

0 komentar:

Posting Komentar