Kamis, 04 September 2014

SELEKSI DAN DESAIN BARANG DAN JASA

MANAJEMEN OPERASIONAL I

SELEKSI DAN DESAIN BARANG DAN JASA

Dosen Pengampu :

Muhammad Syarif Hidayatullah Elmas, SE., MM

Nama kelompok :

Muhammad Thoha                 12.641.0132

 

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS PANCA MARGA

PROBOLINGGO

2013-2014


 

DAFTAR PUSTAKA

COVER.......................................................................................................... ......      i

DAFTAR ISI........................................................................................................      ii

1.      Seleksi barang dan jasa...................................................................................      1

2.      Pengembangan produk...................................................................................      1

3.      Nilai suatu produk..........................................................................................      2

4.      Mendenifikasikan dan mengdokumentasikan produk...................................      3

5.      Dokumen produksi.........................................................................................      4

6.      Desain produk jasa.........................................................................................      5

7.      Keandalan produk..........................................................................................      6

8.      Transisi ke proses produksi.............................................................................      7

9.      Faktor-faktor yang perlu diperhatikan...........................................................      10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................      8

 

 


 

A.      Seleksi Barang dan Jasa

       Salah satu fungsi manajerial terpenting dalam sejmua jenis organisasi itu adalah menjamin bahwa masukan-masukan berbagai sumber daya organisasi menghasilkan produk atau jasa yang dirancang secara tepat atau keluaran yang dapat memuaskan keinginan para pelanggan.

              I.     Pilihan strategi produk menunjang keunggulan bersaing

     Banyak pilihan yang ada dalam pemilihan, penetapan, dan desain produk. Pemilihan produk adalah proses pemilihan produk atau jasa untuk dapat di sajikan pada pelanggan atau klien. sebagai contoh, rumah sakit melakukan spesialisasi pada berbagai jenis pasien dan berbagai jenis prosedur kesehatan. Manajemen rumah sakit dapat memutuskan untuk mengoperasikan rumah sakit umum, atau rumah sakit bersalin.

       Keputusan produk merupakan asa bagi strategi organisasi dan memiliki dampak luas pada seluruh fungsi operasi. Sebagai contoh, batang kemudi GM merupakan sebuah contoh yang menunjukkan peran penting yang dimainkan desain produk dalam kualitas dan efisiensi. Batang kemudi yang baru mempunyai desain yang lebih sederhana, dengan komponen 30% lebih sedikit dari pada sebelumnya. Hasilnya, waktu perakitan hanya sepertiga dari batang kemudi yang lama, dan kualitas batang kemudi yang baru lebih baik tujuh kali lipat. Sebagai bonus tambahan, biaya mesin-mesin pada lini produksi yang baru adalah sepertiga lebih rendah dibandingkan produksi yang lama.

                II.     Siklus hidup produk

     Produk dilahirkan. Mereka hidup dan mereka mati. Mereka disingkirkan oleh masyarakat yang terus berubah. Kehidupan produk terbagi atas empat fase, yaitu :

1)        Perkenalan

2)        Pertumbuhan

3)        Kematangan

4)        Penurunan.

     Siklus hidup produk mungkin berumur beberapa jam (Koran), bulan (model baju dan PC), tahun (rekaman piringan hitam), atau dasawarsa (Volkswagen beetle). Terlepas dari panjangnya siklus, tugas menejer oprasi tetap sama:yaitu mendesain sebuah system yang membantu mengenalkan produk baru dengan sukses. Jika fungsi oprasi tidak dapat berjalan secara efektif pada tahapan ini,maka perusahaan mungkin dibebani dengan produk pecundang, yakni produk yang tidak bisa diproduksi secara efisien atau bahkan tidak bisa diproduksi sama sekali.

             III.     Siklus Hidup dan Strategi

Sebagaimana seorang menejer oprasi harus siap untuk mengembangkan produk baru, mereka juga harus siap untuk mengembangkan strategi untuk produk baru dan produk yang sudah ada. Pengujian berkala produk sangat perlu dilakukan, karena strategi berubah sejalan dengan perubahan produk melintasi siklus hidupnya. Strategi produk yang berhasil mengharuskan penetapan strategi terbaik untuk setiap produk berdasarkan posisinya pada siklus hidup. Berikut ditinjau beberapa pilihan strategi saat produk berjalan melintasi siklus hidupnya.

     Fase perkenalan karena produk pada fase perkenalan ini sebagaimana teknik produksi mereka masih sedang ”disesuaikan” dengan pasar, kondisi ini mungkin memerlukan adanya pegeluaran lain-lain untuk penelitian,pengembangan produk, modifikasi dan perbaikan proses, dan pengembangan pemasok. Sebagai contoh, saat telephone genggam dikenalkan pertama kali, keistimewaan pada telephone genggam yang di inginkan oleh masyarakat masih belum ditetapkan. Pada waktu yang bersamaan,menejer oprasi masih mencari-cari tektik manufaktur yang terbaik.

     Fase pertumbuhan Dalam fase pertumbuhan, desain produk telah mulai stabil, dan diperlukan peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif. Penambahn kapasitas atau peningkatan kapasitas yang sudah ada untuk menampung peningkatan permintaan produk mungkin diperlukan.

     Fase kematangan Pada saat sebuah produk dewasa, pesaing mulai bermunculan. Produksi jumlah besar dan inovatif sangat sesuai pada fase ini. Pengendalian biaya yang lebih baik, berkurangnya pilihan dan pemotongan lini produk mungkin efektif atau diperlukan untuk meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar.

     Fase penurunan menejemen mungkin perlu agak kejam terhadap produk yang siklus hidupnya mendekati akhir. Produk yang hamper mati biasanya produk yang buruk bagi investasi sumber daya dan kemampuan manajerial. Kecuali jika produk yang hamper mati ini membuat kontribusi yang unik bagi reputasi perusahaan atau lini produknya, atau bisa dijual dengan harga yang tinggi, maka produk mereka harus  dihentikan.

             IV.     Analisis Produk Berdasarkan Nilai

     Manajer operasi yang efektif memilih produk yang terlihat paling menjanjikan. Ini merupakan prinsip Pareto (yakni, focus pada permasalahan yang sedikit tetapi penting, dan bukan pada permasalahan yanh banyak tetapi sepele) yang diterapkan pada bauran produk : Sumber daya diinvestasikan pada permasalahan yang sedikit tetapi penting, dan bukan yang banyak tetapi sepele. Analisis produk berdasarkan nilai (product-by-value analysis) mengurutkan produk secara menurun berdasarkan konstribusi dolar individu masing-masing produk bagi perusahaan. Analisis ini juga mengurutkan konstribusi dolar tahunan total dari suatu produk. Konstribusi rendah perunit dari satu produk tertentu mungkin akan terlihat sama sekali berbeda jika ia mewakili sebagian besar penjualan perusahaan.

     Laporan produk berdasarkan nilai membuat manajemen dapat mengevaluasi strategi yang mungkin untuk setiap produk. Hal ini mungkin meliputi penambahan arus kas (sebagai contoh, peningkatan konstribusi dengan meningkatkan harga jual atau menurunkan biaya), peningkatan penetrasi pasar (meningkatkan kualitas dan/atau mengurangi biaya atau harga), atau mengurangi biaya (memperbaiki proses produksi). Laporan juga member tahu manajemen, produk mana yang harus dihilangkan dan yang mana yang gagal dan tidak membolehkan adanya investasi lebih lanjut pada penelitian dan pengembangan atau modal. Laporan memfokuskan perhatian manajemen pada arahan strategi untuk setiap produk.

           V.     Munculnya Produk Baru

     Produk mati, karena produk yang tidak perlu harus dibuang dan digantikan. Karena perusahaan menghasilkan hampir semua pendapatan dan keuntungan dari produk baru maka pemilihan produk, definisi, dan desain dilakukan secara terus-menerus. Mengetahui bagaimana menemukan dan mengembangkan produk baru dengan sukses merupakan suatu keharusan.

             VI.     Peluang Produk Baru

     Satu teknik untuk menghasilkan ide produk baru adalah brainstorming. Brainstorming adalah sebuah teknik dimana kelompok orang yang berbeda saling berbagi ide pada topic tertentu,tanpa mengkritik. Tujuan brainstorming adalah untuk membangkitkan diskusi terbuka yang menghasilkan ide kreatif mengenai produk yang mungkin dan perbaikan produk. Walaupun perusahaan dapat memasukkan brainstorming dalam beragam tahapan pengembangan produk baru, umumnya akan bermanfaat bila secara langsung disertai semangat dapat memusatkan perhatian pada peluan tertentu, sebagaimana dituliskan dibawah :

1)      Memahami pelanggan merupakan permasalahan dasar dalam pengembangan produk baru.  Banyak produk penting biasanya dipikirkan pertama kali dan bahkan dibentuk oleh pengguna dan bukan oleh produsen. Beberapa produk cenderung dikembangkan oleh lead users-perusahaan, organisasi, atau individu yang peka terhadap trend pasar dan mempunyai kebutuhan diluar pengguna biasa. Manajer operasi harus menyesuaikan diri pada  pasar dan terutama lead users ini. Penerapan MO berjudul “Ide Produk Stryker Datang dari Pelanggannya” membahas bagaimana stryker tetap menyesuaikan diri dan mempertahankan aliran ide-ide baru.

2)      Perubahan Ekonomi menyebabkan meningkatnya tingkat pada kemakmuran pada jangka panjang tetapi  siklus ekonomis dan harga berubah pada jangka pendek. Sebagai contoh, pada jangka panjang, semakin banyak orang bisa membeli mobil, tetapi pada jangka pendek, resesi dapat menurunkan permintaan mobil.

3)      Perubahan secara sosiologis dan demografis mngkin muncul pada beberapa factor seperti berkurangnya ukuran keluarga. Trend ini mengubah preferensi pada ukuran rumah,apartemen, dan mobil.

4)      Perubahan teknologi yang membuat segalanya mungkin, mulai dari computer genggam, telephone genggam hingga jantung buatan.

5)      Perubahan politik/peraturan menghasilkan perjanjian perdagangan yang baru, tariff ,dan juga persyaratan kontrak dengan pemerintah.

6)      Perubahan lain dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standart professional, pemasok, dan distributor.

       Manajer operai mendesain sistem yangg dapat membantu mengenalkan produk baru dengan sukses dan harus menyadari adanya factor-faktor ini dan dapat mengantisipasi perubahan dalam peluang produk produk itu sendiri, volume produk, dan bauran produk.

 

B.       Pengembangan Produk

       Kemajuan teknologi telah terjadi secara dahsyat, sehingga mengakibatkan segala sesuatu dengan cepat kelihatan ketinggalan jaman karena memang telah usang. Produk-produk lama secara terus menerus dirancang kembali, dan produk-produk baru tiada henti-hentinya terus dikembangkan. Dan erikut ini adalah delapan tahap pengembangan produk :

1)        Ide :  bersumber dari  perubahan lingkungan teknologi, demografi, ekonomi, politik, dsb.

2)        Persyaratan yang harus dipenuhi di pasar : pendekatan yang diperlukan untuk memuaskan konsumen.

3)        Spesifikasi fungsional : bagaimana cara kerja produk tersebut

4)        Spesifikasi produk : bagaimana produk akan dibuat

5)        Ulasan desain : bagaimana produk akan dibuat secara ekonomis dan kualitas

6)        Pengujian pasar : apakah produk memenuhi keinginan pasar

7)        Pengenalan produk : produk diantar ke konsumen

8)        Evaluasi : berhasil atau tidak

I.     Pendekatan

1)        Kelompok kerja pengembangan produk : bertanggungjawab untuk mengubah produk (marketability, manufacturability dan serviceability). Rekayasa serempak (concurent engineering) menyangkut pengembangan produk yang lebih cepat dengan dilakukannya tindakan terpadu atas berbagai aspek pengembangan produk

2)        Kelompok kerja desain untuk produksi.

3)        Kelompok kerja perekayasa nilai dan kenadalan produksi : peningkatan desain dan spesifikasi pada tahap penelitian, pengembangan, perancangan dan produksi.

II.          Manfaat desain rekayasa nilai dan keandalan produk :

1)      Penurunan kerumitan produk.

2)      Standarisasi tambahan atas produk.

3)      Peningkatan aspek fungsional produk.

4)      Desain metode kerja yang lebih baik.

5)      Keamanan kerja yang lebih baik.

6)      Peningkatan keandalan produk.

7)      Rancangan untuk memperoleh produk yang handal.

III.     Kelompok kerja yang sukses mempunyai :

1)      Dukungan dari manajemen puncak

2)      Kepemimpinan yang memenuhi syarat dan berpengalaman

3)      Organisasi formal dari kelompok tersebut

4)      Program pelatihan untuk mengajarkan keahlian dan teknik pengembangan produk

5)      Kelompok yang beragam dan bekerjasama

6)      Pengalokasian staf, pendanaan, dan bantuan penjualan yang cukup

       Rancangan Mutu Handal menuntut bahwa suatu produk harus didesain agar variasinya kecil dlam produksi atau dalam proses perakitan tidak berdampak negatif pada produk.

 

C.      Nilai Suatu Produk

       Manajer operasi harus memberi perhatian khusus pada unit produk yang prospeknya paling baik. Menggunakan prinsip pareto yaitu sumberdaya harus diinvestasikan pada sejumlah pos penting yang sedikit. Dengan menganalisis produk berdasarkan nilai dengan mengidentifikasi produk yang diurut ke bawah mulai dari kontribusinya yang terbesar.

       Laporan urutan produk berdasarkan nilainnya berguna untuk memungkinkan manajemen mengevaluasi strategi alternatif yang mungkin diterapkan untuk setiap produk, yaitu temasuk :

1)      Arus kas yang meningkat

2)      Peningkatan penetrasi pasar

3)      Penurunan biaya

Laporan urutan produk juga memberitahu manajemen produk mana yang tidak seharusnya dijual dan yang investasinya perlu ditambah.

 

D.      Mendefinisikan dan Mendokumentasikan Produk

       Mendefinisikan dan mendokumentasikan produk agar sesuai fungsinya (apa yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen). Produk dirancang agar fungsi yang dapat dimanfaatkan konsumen dapat dicapai. Pilihan yang dihadapi manajemen yaitu bagaimana cara produk melakukan fungsinya. Spesifikasi umum barang dan jasa diperlukan untuk memastikan produksi agar efisien.

       Serta tataletak peralatan dan kualifikasi SDM ditentukan setelah dilakukan pendefinisian, perancangan dan pendokumentasian barang dan jasa. Setiap organisasi membutuhkan dokumen untuk mendefinisikan produknya. Komponen produk dinyatakan dengan gambar teknik (engineering drawing) yang menampilkan dimensi, toleransi, bahan mentah dan bentuk jadi dari suatu komponen, kemudian dimasukkan ke dalam struktur produk (bill-of-material).

       I.  Membuat atau Membeli

  Perusahaan memiliki pilihan untuk memproduksi komponen mereka sendiri, atau membeli dari perusahaan lain. Pemilihan ini dikenal sebagai keputusan membuat atau membeli (make-or-buy). Keputusan membuat atau membeli membedakan antara apa yang perusahaan inginkan untuk di produksi dan apa yang dibeli. Karena adanya variasi pada kualitas, harga, dan jadwal penghantaran, keputusan ini sangat penting bagi pendefinisian produk. Banyak produk dapat dibeli sebagai sebuah produk standar yang diproduksi oleh orang lain. Beberapa produk standar bahkan tidak membutuhkan bill of material ataupun gambar teknik karena spesifikasinya sebagai produk standar sudah cukup.

    II.  Teknologi Kelompok

1)      Gambar teknik yang modern mencakup aturan fasilitasi teknologi kelompok.

2)      Teknologi kelompok mengharuskan suatu kelompok diidentifikasikan lewat skema pemberian kode yang memberikan spesifikasi jenis proses dan parameter proses tersebut.

3)      Penerapan teknologi kelompok mengarah kepada :

a.       Perbaikan desain.

b.      Penurunan jumlah bahan mentah dan pembelian.

c.       Penyederhanaan perencanaan dan pengendalian produksi.

d.      Perbaikan jalur proses dan penggunaan mesin.

e.       Pengembangan sel kerja.

f.       Penurunan waktu pemasangan alat, bahan dalam proses dan waktu produksi.

4)      Penerapan teknologi kelompok membantu seluruh organisasi karena banyak biaya yang dapat dihemat.

 III.  CAD/CAM (Computer Aided Design/Computer Aided Manufacture)

1)      Desain produk diperkaya dengan penggunaan CAD yang menyatu dengan CAM

2)      Manfaat CAD/CAM :

a.       Mutu produk : CAD memberi peluang utk menyelidiki lebih banyak alternatif, antisipasi masalah-masalah dan bahaya.

b.      Waktu desain yang lebih pendek : semakin singkat desain semakin murah biaya.

c.       Penurunan biaya produksi : penerapan yang lebih cepat atas perubahan-perubahan desain sehingga menekan biaya.

d.      Ketersediaan database : konsolidasi data produk berati penurunan biaya.

e.       Kisaran baru kemampuan : CAD/CAM menghilangkan pekerjaan yang detil sehingga desainer dapat berkonsentrasi pada aspek imajinasi dan konseptual.

3)      Selain CAD/CAM, VR (Virtual Reality) sangat membantu dalam mendesain dan mengembangkan produk baru.

 

E.       Dokumken Produksi

       Saat sebuah produk dipilih dan didesain, produksinya dibantu oleh dokumen yang bermacam-macam, yaitu :

1.         Sebuah gambar perakitan (assembly drawing), memprlihatkan gambar produk yang terlepas atas komponennya. Gambar nperakitan biasanya merupakan gambar tiga dimensi, yang dikenal sebagai gambar isometris.

2.         Diagram perakitan (assembly chart) menunjukkan bentuk skematis bagaimana sebuah produk dirakit. Komponen yang dibuat, komponen yang dibeli, atau kombinasi dari keduanya diperlihatkan pada sebuah diagram perakitan. Diagram perakitan mengidentifikasi titik produksi di mana komponen mengalir menjadi subperakitan dan akhirnya menjadi produk jadi.

3.         Lembar rute (rout sheet) mendata operasi (termasuk perakitan dan pengecekan) yang dibutuhkan untuk memproduksi komponen dengan bahan yang dirinci dalam bill of material. Lembar rute untuk sebuah produk memiliki satu input untuk setiap operasi yang akan dijalankan pada produk. Bila lembar rute memasukkan spesifik operasi dan standar tenaga kerja maka ia akan disebut sebagai lembar proses.

4.         Perintah kerja (work order) merupakan intruksi untuk membuat sejumlah produk tertentu, biasanya untuk jadwal tertentu. Tiket yang ditulis pramuniaga pada restoran favorit anda merupakan sebuah perintah kerja. Dalam sebuah rumah sakit atau pabrik, perintah kerja merupakan dokumen yang lebih formalyang menyediakan kewenangan untuk menarik obat atau produk tertentu dan persediaan, untuk melakukan beragam fungsi, dan menugaskan karyawan untuk melakukan fungsi tersebut.

5.         Engineering change notice (ECN) mengubah beberapa asspek definisi produk atau dokumentasi, seperti gambar teknik atau bill of material. Untuk produk yang kompleks yang mempunyai siklus manufaktur yang lama, seperti Boeing 777, perubahan yang ada mungkin begitu banyak, sehingga tidak ada dua buah  777 yang dibuat sama persis yang memang merupakan kenyataan.Perubahan merupakan desain dinamis telah menghasilkan pengembangan suatu disiplin ilmu yang dikenal sebagai manajemen konfigurasi, yang memperhatikan identifikasi prouk, pengendalian, dan dokumentasi.

6.         Manajemen konfigurasi (configuration management) adalah suatu sistem di mana sebuah produk direncanakan dan perubahan konfigurasi diidentifikasikan secara akurat sementara pengendalian dan pertanggungjawaban suatu perubahan.

F.       Desain Produk Jasa

       Banyak pembahasan sejauh ini memusatkan perhatian pada apa yang disebut sebagai produk nyata, yakni barang. Di sisi lain, terdapat produk yang tidak nyata , yaitu jasa. Termasuk dalam industri jasa adalah perbankan, keuangan, asuransi, transportasi, dan komunikasi. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan jasa mulai dari prosedur kesehatan yang meninggalkan luka kecil setelah operasi usus buntu, pencucian dan pemotongan rambut di salon, hingga film yang bagus.

            Merancang jasa merupakan tantangan, karena umumnya mempunyai karakteristik yang unik. Satu alasan mengapa perbaikan produktivitas dalam jasa begitu adalah karena baik desain dan pengantaran produk jasa memasukkan adanya interaksi pelanggan. Saat pelanggan berpartisipasi dalam proses desain, pemasok jasa mungkin mempunyai daftar menu jasa di mana pelanggan dapat memilih pilihannya. Dalam hal ini, pelanggan dapat berpartisipasi dalam desain jasa. Spesifikasi desain berupa sebuah kontrak atau penjelasan tertulis dengan foto (seperti pada operasi plastik atau tatanan rambut). Sama halnya, pelanggan dapat berperan dalam pengantaran sebuah jasa atau pada keduanya, desain dan pengantaran , merupakan situasi yang menambah tantangan pada desain produk.

            Walaupun demikian, seperti halnya barang, sebagian besar biaya dan kualitas sebuah jasa diterapkan pada tahapan desain. Juga seperti barang, sejumlah teknik dapat mengurangi biaya dan meningkatkan produk. Satu tekniknya adalah merancang produk sehingga penyelarasan selera (customization) dapat ditunda sedapat mungkin.

            Pendekatan yang kedua adalah produk modular, artinya customization mengambil bentuk pada perubahan modul. Strategi ini menjadika nmodul didesain menjadi sebagai kesatuan standar yang “tetap”. Pendekatan modular pada desain produk mempunyai dampak pada manufaktur dan jasa.

            Sebagaimana desain modular memungkinkan anda membeli sebuah motor harlaey-davidson atau stereo dengan high-fidelity sesuai dengan fitur yang anda inginkan, fleksibilitas modular juga membiarkan anda membeli makanan, pakaian dan asuransi yang bisa dipasang ulang (modular). Samahalnya portfolio investasi ditempatkan bersamaan pada dasar yang modular. Tentu saja di gunakan untuk customization sebuahjasa (dalam hal ini, pendidikan).

            Pendekatan ketiga desain jasa adalah membagi jasa menjadi bagian-bagian kecil dan mengidentifikasi bagian tersebut yang menyebabkan otomatis asi atau mengurangi interaksi pelanggan.  Sebagai contoh, dengan memisahkan proses pencairan cek melalui mesin ATM, bank telah merancang sebuah produk yang meningkatkan sebuah pelayanan dan mengurangi biaya dengan sangat efektif. Sama halnya, perusahaan penerbangan sekarang memulai jasa pelayanan tanpa tiket. Karena perusahaan penerbangan menghabiskan $15 hingga $30 untuk memproduksi selembar tiket  (termasuk upah ,percetakan ,dan komisi agen perjalanan), system tanpa tiket dapat menghemat perusahaan penerbangan hingga miliaran dolar pertahun. Dengan mengurangi biaya dan antrian di bandara yang karenanya meningkatkan kepuasan pelanggan menjadikan sebuah desain “produk“ yang menguntungkan semua pihak.

       Karena adanya interaksi pelanggan yang tinggi pada banyak industry jasa, teknik yang ketiga adalah untuk memfokuskan desain pada apa yang disebut sebagai moment-of-truth Jancarlzon presiden terdahulu dari Scandinavian airways, percaya bahwa dalam industry jasa, ada sebuah moment-of-truth di mana hubungan antara penyedia jasa dan hubungan pelanggan merupakan sesuatu yang sangat penting pada saat itulah, kepuasan pelanggan pada sebuah pelayanan ditetapkan. Moment-of-turth adalah ingatan yang begitu terkesan, yang meningkatkan atau menurunkan harapan pelanggan. Ingatan tersbut sangat sederhana seperti sebuah senyuman, atau mendapatkan karyawan di lobby hotel yang memperhatikan anda dan bukannya berbicara pada karyawan lain di sebelahnya. Moment-of-truth dapat terjadi saat anda memesan makanan di McDonal, memotong rambut, atau mendaftar pada sebuah kursus. Menjelaskan pada sebuah moment-of-turth untuk sebuah computer dari perusahaan layanan hotline pelanggan. Tugas manajer operasi adalah mengenali moment-of-trurth dan merancang operasi yang dapat memenuhi bahkan mlebihi harapan pelanggan.

 

G.      Keandalan Produk

       Tingginya keandalan produk memberikan dampak positif pada kepuasan konsumen. Keandalan akan terjadi apabila probabilitas satu komponen (beberapa komponen yang saling terkait) dapat berfungsi dengan tepat dalam jangka waktu tertentu. Meningkatkan keandalan atau menurunkan kemungkinan kegagalan dilakukan dengan dua cara, yaitu :

       I.  Meningkatkan keandalan komponen

  Keandalan sistem terjadi jika hasil perkalian keandalan masing-masing komponennya. Keandalan dicerminkan oleh probabilitas. Asumsinya keandalan suatu komponen tidak tergantung pada keandalan komponen lainnya.

    II.  Memberikan unsur pendukung

  Unsur pendukung diberikan jika satu komponen gagal berfungsi dan sistem mempunyai jalan ke komponen lain. Untuk meningkatkan keandalan sistem maka harus menambahkan unsur pendukung sehingga keandalan sistem terjadi probabilitas yaitu berfungsinya komponen pertama ditambah probabilitas berfungsinya komponen pendukung dikalikan dengan probabilitas kebutuhan diadakannya komponen pendukung.

 

H.      Transisi Menuju Produksi

       Akhirnya, suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa, telah dipilih, didesain, dan ditetapkan produk telah berkembang dari sebuah ide menjadi  definisi yang fungsional, dan kemudian mungkin menjadi sebuah desain. Sekarang, manajemen harus membuat keputusan untuk mengembangkan adalah  mengetahui kapan memindahkan sebuah produk dari tahap  pengembangan ke tahap produksi;  pemindahan ini dikenal sebagai perpindahan menuju produksi (transition to production). Staf pengembangan produk selalu tertarik membuat perbaikan sebuah produk. Karena mereka cenderung untuk melihat perkembangan produk sebagai sesuatu yang terus berkembang, mereka mungkin tidak pernah menyelesaikan produk, tetapi sebagaimana yang telah kita simak sebelumnya, bahwa perkenalan  produk yang terlambat berakibat biaya tinggi. Walaupun tekanan konfkik ini ada, manajemen harus membuat sebuah keputusan – pengembangan lebih lanjut atau produksi

       Saat keputusan dibuat, biasanya ada satu periode produksi percobaan untuk memastikan desain benar benar dapat diproduksi. Ini merupakan uji kemampuan untuk diproduksi. Percobaan ini juga memberikan staf operasi kemungkinan untuk mengembangkan peralatan yang sesuai prosedur pengendalian kualitas, dan pelatihan karyawan untuk memastikan bahwa produk dapat di mulai dengan sukses. Pada akhirnya, saat produk dianggap dapat di pasarkan dan diproduksi, manajemen lini akan melimpahkan tanggung jawab.

       Beberapa perusahaan menunju seorang manajer proyek, sementara yang lainya menggunakan tim pengembangan produk untuk memastika transisi dari pengembangan ke produk berjalan dengan sukses. Kedua pendekatan ini memungkinkan rentang yang luas perlunya sumber daya dalam kondisi berfluktuasi. Pendekatan ketiga adalah perpaduan pengembangan  produk dan organisasi manufaktur. Pendekatan ini menjadikan perpindahan sumber daya antara dua organisasi mudah, di saat kebutuhan berubah. Tugas manajer operasi adalah membuat perpindahan dari litbang ke produksi tanpa gejolak atau sehalus mungkin

 

I.         Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan

       Banyak Faktor  dalam desain produk yang perlu diperhatian, diantaranya:

1)      Kebutuhan Konsumen. Pelanggan akan memiliki pengaruh yang besar atas cara produk dirancang dan berkembang. Alasan produk dirancang  adalah harus  mampu memenuhi kebutuhan pelanggan potensial yang akan dibidik. Misalnya, ketika merancang sebuah ponsel tim desain akan menampilkan beberapa desain kepada pelanggan potensial dan membuat perubahan sesuai dengan suka dan tidak suka.

2)      Segmentasi Pasar. Pasar/konsumen perlu dibedakan, salah satunya mengingat perbedaan dalam selera konsumen. Semakin kompleks konsumen dalam stratanya maka akan semakin banyak jenis produk yang diperlukan dalam melayani segmentasi konsumen itu.

3)      Teknologi. Dalam mendesain produk teknologi berperan dalam menghasilkan produk yang diminati.Perkembangan teknologi mengharuskan produsen untuk mampu menciptakan produk yang berkualitas.

4)      Kondisi Lokal. Dalam desain produk perlu dipertimbangkan budaya lokal masyarakat /konsumen sehingga produk kita bisa dimanfaatkan dengan baik dan tidak menyusahkan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi Pertama, 2010-2011.

0 komentar:

Posting Komentar